Mewujudkan Hidup Kekal Dalam Keseharian - Khotbah Pdt. Endang Ayu

 
Pdt. Endang Ayu

Kebun Anggur Tuhan  - Ibadah Minggu,18 September 2022 pukul 07:00 di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salatiga Selatan.

Dilayani oleh: Pdt. Endang Ayu

Tema : Mewujudkan Hidup Kekal Dalam Keseharian

Bacaan Injil : Lukas 16:1-9

1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.

5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. 7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-snak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. 9 Dan aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa realitas hidup saat ini banyak ditentukan oleh harta atau kekayaan. Banyak orang merasa tenang jika mempunyai uang yang berlimpah. Sehingga ada yang secara ektrim dalam mengejar harta; melakukan segala macam cara, bahkan bisa mengabaikan imannya, apapun agamanya.

Mamon melambangkan harta dan kekayaan dunia. Sebagai anak TUHAN, kita pasti sudah mengetahui bahwa jaminan hidup ada di dalam Tuhan Yesus Kristus. Namun iman seseorang bisa luntur atau terlihat kecil jika menyangkut masalah yang berkaitan dengan uang.

Yesus mengatakan sebuah perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Bendahara itu sedang mengalami situasi yang sulit karena tuannya mengetahui ketidakjujurannya dalam mengelola harta tuannnya. Dan ketika mengetahui akan dipecat, segala cara dia lakukan untuk bisa survive; memanipulasi, meringankan hutang dari orang-orang yang berhutang kepada tuannnya. Sehingga menimbulkan keterikatan atau hutang budi mereka pada si bendahara itu. Dia mengunakan kecerdikannya untuk bertahan dari kesulitan hidup yang akan dia alami nantinya. 

Tentu pujian sang tuan terhadap bendahara itu bukan kepada ketidakjujurannya, atau memanipulasi orang-orang untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang bertentangan dengan firman TUHAN. Sikap yang dipuji adalah kegigihannya, tidak menyerah dari keadaan, dan terus berusaha. Kecerdikan lainnya: Ia mampu melihat peluang dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Bisa mengatur orang lain secara tepat meskipun semata-mata hanya untuk kepentingannya sendiri.

Sebagai anak-anak TUHAN, kita harus bersyukur. Kita telah diberikan akal budi. Sehingga di tengah situasi yang tidak baik; sakit, tekanan pekerjaan, pergumulan hidup, perjuangan, bahkan kegagalan. Kita tidak semakin menyerah kepada keadaan. Gunakanlah akal budi anugerah dari TUHAN untuk terus berusaha dan melihat peluang. Pasti ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk survive. 

Kekayaan bisa dikaitkan dengan kehidupan kekal dalam iman kepada TUHAN. Kita mengimani di dalam Yesus Kristus ada jaminan hidup kekal. Tuhan Yesus memelihara kita tidak hanya di dunia ini tetapi juga sampai pada kekekalan. 

Mamon - uang, harta benda, dan hal-hal duniawi lainnya - hanya bersifat sementara. Namun Yesus tidak melarang kita memanfaatkan 'Mamon'. Hanya bagaimana kita mempergunakan itu dengan akal budi yang TUHAN anugerahkan. 

Dengan hikmat dari TUHAN kita bisa menggunakannya untuk menghadirkan nilai-nilai kerajaan Allah. Menghadirkan persekutuan, persahabatan, perkawanan yang adil. Membangun persaudaraan dengan tulus, dan bisa menjadi saluran berkat bagi orang-orang disekitar kita. Disitulah kita menyatakan kehidupan kekal yang sudah Allah berikan dalam hidup kita yang akan Allah nyatakan kelak ketika kita sudah meninggalkan dunia ini. 


Refleksi:

Oleh karena hidup kekal yang Allah anugerahkan bagi kita tetap terpancar, dan dimulai dari ketika kita masih hidup di dunia ini. Sudahkan kita memberikan yang terbaik bagi Allah? Selamat menjadi berkat. Amin.







Komentar