Kebun Anggur Tuhan - Ibadah Minggu 4 September 2022 pukul 09:00 di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salatiga Selatan.
Dilayani oleh: Pdt. Prasetyawan Koesworo.
Tema: Memikul Salib Mengikut Tuhan
Bacaan Injil: Lukas 14:25-33
25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia beekata kepada mereka. 26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Di awal masa pandemi COVID-19 di tahun 2020, olahraga bersepeda menjadi tren besar. Dimana-mana bermunculan komunitas bersepeda. Termasuk mereka yang sebelumnya tidak suka berolahraga menjadi ikut-ikutan membeli sepeda.
Olahraga di tempat terbuka dianggap aman dan bisa meningkatkan imunitas tubuh sehingga dipercaya bisa terhindar dari virus Corona. Tentu imbasnya harga sepeda pun jadi lebih mahal. Selain itu memiliki sepeda juga butuh biaya untuk perawatan. Bagi mereka yang hanya sekedar mengikuti tren akhirnya tidak kuat, bosan dan malas untuk bersepeda lagi.
Lukas 14:25 menceritakan bahwa pada waktu itu orang banyak berduyun-duyun mengikuti Yesus. Mereka hanya tahu dari luarnya saja bahwa menjadi murid-Nya terlihat menyenangkan. Yesus bisa mengadakan berbagai macam mujizat; bisa menghentikan badai, memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan, dan masih banyak mujizat lainnya.
Mereka tidak tahu secara mendalam, hanya tahu dari anggapan mereka saja. Menjadi murid Yesus harus siap memikul salibnya masing-masing. Tidak mudah. Malah dikatakan menjadi murid yang sungguh-sungguh itu sangatlah susah, berat sekali tantangannya. Setiap saat nyawa Yesus terancam, mengalami penghinaan, disiksa, dicari kesalahannya dan bahkan sampai dikhianati oleh salah satu murid-Nya. Sehingga menjadi murid Yesus konsekwensinya akan ikut menderita.
Sebagai pelayan TUHAN, menjadi seorang pendeta pun tidaklah mudah. Tidak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Lebih banyak dukanya. Setiap saat harus siap melayani jemaat dengan segala pergumulan hidup mereka masing-masing. Tengah malam bahkan dini hari pun siap untuk dipanggil jika ada jemaat yang membutuhkan. Belum persoalan di tiap pepanthan dalam menghadapi penolakan dari kelompok yang anti Kristus di lingkungannya.
Segala sesuatu harus dilepaskan ketika mengikut Yesus. Artinya cinta kepada Yesus harus melebihi rasa cintanya kepada kedua orangtua, pasangan hidup dan kepada saudaranya.
Jika seseorang percaya dan mengikut Yesus itu melalui proses yang tidak sebentar; mulai dari katekisasi, kemudian diuji, baru kemudian dibaptis. Menjadi orang Kristen tidaklah mudah. Butuh komitmen yang sungguh-sungguh. Begitu halnya dengan orang tua yang mau membaptiskan anaknya. Perlu komitmen untuk mendidik anaknya dalam iman Kristus yang kuat. Sehingga anak tersebut akan bertumbuh imannya dan bisa meneladani Kristus dalam kehidupannya.
Refleksi:
Sebagai renungan bagi kita: Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengasihi Yesus melebihi yang lainnya? Apakah kita sudah siap memikul salib kita masing-masing?
Komentar
Posting Komentar