Loromu Loroku - Pemahaman Alkitab Wilayah Panar GKJ Salatiga Selatan

 
Bp. Anang Haryono

Kebun Anggur Tuhan  - Pemahaman Alkitab warga jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salatiga Selatan wilayah Panar. Rabu, 28 September 2022.

Pembawa firman: Bp. Anang Haryono (Ketua Majelis Wilayah Panar).
Pembawa acara: Bp. Bambang D.H.

Tema : Loromu Loroku (Deritamu Deritaku)

Bacaan : 1 Timotius 6:1-10 dan 17-18

1 Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan, agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang. 2a Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih. 2b Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. 3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat - yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus - dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, 4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-spa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, 5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran , yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. 

6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. 8 Asal ada makanan dan pakaian cukuplah. 9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. 18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi.
 
Bp. Bambang DH

Kisah orang kaya dan Lazarus yang miskin mengajarkan banyak hal kepada kita. Setelah kematian, si orang kaya tersebut justru menderita di alam maut. Sedangkan Lazarus yang selama hidupnya miskin dan menderita - namun setelah kematiannya - ia memperoleh kebahagiaan kekal, malaikat Tuhan membawanya ke surga dan ia duduk di pangkuan Abraham.

Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Jauhilah itu. Arahkanlah pandanganmu pada Allah. Dia harus yang paling berharga dari segalanya.

Lalu, apakah orang Kristen tidak boleh kaya?

Setiap dari kita telah mendapatkan berkat dari Allah menurut takarannya masing-masing. Semua itu patut untuk disyukuri. Sehingga ketika Allah memberikan berkat yang lebih atau kekayaan, tentu ada maksudnya. Yesus telah menunjukkan betapa besar kasih-Nya pada kita. Sebagai orang percaya kita pun wajib mengasihi Allah dan sesama kita melalui berkat yang telah kita terima dari-Nya.

Tidak semua harta yang TUHAN berikan kepada kita mllik kita sepenuhnya. Ada sebagian yang merupakan hak Dia. Orang percaya wajib memberikan seper sepuluh dari penghasilannya untuk TUHAN. Jumlah tersebut bisa dialokasikan dalam beberapa bentuk. Semuanya untuk kemuliaan  dan kebesaran-Nya. 

Gereja merupakan investasi rohani bagi anak cucu kita nantinya. Institusi gereja akan bisa berjalan dan berfungsi dengan baik jika didukung dengan pendanaan yang baik. Kepedulian dari jemaat sangatlah dibutuhkan.

Janganlah menjauhkan diri dari persekutuan. Ibadah yang dilakukan dengan benar akan memberikan berkat, kedamaian, kebahagiaan, dan keselamatan.


Refleksi:

Janganlah menjadi hamba uang. Bukan kekayaan yang membawa kita kepada Bapa di surga. Berharaplah pada Allah yang berlimpah kekayaan-Nya, dan berbuahlah dengan kebajikan.

Komentar